Category: Parenting

Beberapa Alat Pengukur Badan untuk Dirumah

Jika Kamu pergi ke pusat-pusat layanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, klinik, tempat praktek bidan atau dokter, maupun apotek Kamu akan menemukan alat pengukur tinggi badan yang tersedia di sana. Alat ini disebut dengan stadiometer, yang cara penggunaannya memang sangatlah mudah.

Namun, bagaimanakah caranya jika Kamu ingin melakukan pengukuran namun tidak memiliki alat pengukur tinggi badan tersebut?

Yuk, simak terus artikel ini untuk pembahasan lebih lanjut mengenai tinggi badan serta tips menggunakan beberapa alat yang bisa digunakan sebagai alat pengukur tinggi badan secara mandiri di rumah.

Perkembangan Tinggi Badan Manusia

Manusia selalu mengalami perkembangan dan juga pertertumbuhan, tak terkecuali soal tinggi badan. Namun, menurut beberapa ahli, puncak pertumbuhan tinggi badan manusia terjadi pada masa pubertas.

Bagi laki-laki masa pubertas ditandai dengan mengalami mimpi basah yakni pada usia antara 12-15 tahun. Sedangkan pada perempuan masa pubertas ditandai dengan mulainya mengalami siklus menstruasi setiap bulan yakni umumnya terjadi pada usia 9-12 tahun.

Beberapa teori menyebutkan bahwa manusia mengalami penambahan tinggi badan secara pesat di beberapa bulan sebelum pubertas hingga sekitar dua tahun setelah pubertas. Pada periode ini, seseorang bisa mengalami pertambahan tinggi badan yang sangat signifikan bahkan hingga mencapai lebih dari 20 sentimeter.

Namun demikian, untuk mencapai pertumbuhan yang optimal dan maksimal juga dibutuhkan beberapa faktor pendung seperti izi yang baik dan seimbang, olah raga, serta kebiasaan hidup yang sehat.

Cara Mengukur Tinggi Badan di Rumah

Untuk mengetahui apakah Kamu sudah memiliki tinggi badan ideal atau belum, tentunya Kamu butuh mengukur tinggi badanmu. Berikut adalah beberapa cara yang bisa Kamu lakukan untuk mengukur tinggi badan di rumah:

1. Penggaris

Alat yang cukup mudah ditemukan dan bisa digunakan untuk megukur tinggi badan adalah penggaris.

Sebagian besar dari Kamu pasti punya penggaris di rumah, baik itu penggaris kecil dengan panjang 10 cm, penggaris sedang berukuran 30 cm atau 50 cm, dan bakan pasti ada yang punya penggaris panjang berukuran 100 cm.

Cara mengukur tinggi badan menggunakan penggaris sangatlah mudah. Pertama, pilihlah tempat yang punya permukaan datar dan tegak lurus dengan lantai, misalnya dinding datar.

Kedua, tempelkan penggarismu pada dinding dan tepat berimpit dengan permukaan lantai, lalu buatlah titik-titik penanda panjang penggaris hingga batas yang menurutmu cukup menggunakan alat tulis agar mudah dilihat.

Ketiga, kamu tinggal berdiri tegak lurus menempel di dinding dan gunakan tanganmu untuk menandai titik puncak kepalamu. Nah, kamu tinggal bergeser dan melihat berapa tinggimu berdasarkan titik penanda yang sudah dibuat tadi.

2. Meteran

Alat lain yang sangat mudah digunakan untuk mengukur tinggi badan adalah meteran. Jika Kamu tidak memiliki meteran di ruah, alat ini sangat mudah dibeli di toko bangunan, toko kain, maupun toko alat tulis.

Dengan ukuran yang jauh lebih panjang dari penggaris, pengukur tinggi badan menggunakan meteran juga jauh lebih praktis. Kamu tinggal berdiri tegak lalu injaklah panel kecil di ujung meteran. Kemudian tarik meteran hingga sesuai dengan tinggimu dan tandai titik puncak kepalamu.

3. Jengkal tangan

Jika kamu mencari cara mengukur tinggi badan sendiri tanpa alat, maka menggunakan jengkal tangan adalah solusinya. Menurut pendapat dari Science and Engineering Practices, jengkal tangan dan tinggi badan manusia memiliki rasio 1:7. Dengan kata lain, rata-rata tinggi manusia adalah 7 kali ukuran panjang jengkal tangannya.

Cara mengukur tinggi dengan jengkal tangan yakni pertama ukurlah jengkal tanganmu dari ujung kelingking ke ujung jempol. Kemudian ukurlah tinggi tubuhmu menggunakan jengkal tanganmu sendiri mulai dari ujung tumit hingga ke ujung kepala. Setelah itu Kamu tinggal mengalikan ukuran jengkal dengan hasil ukuran tubuhmu.

Nah, demikian penjelasan mengenai alat pengukur tinggi badan yang bisa Kamu gunakan untuk mengukur tinggi badanmu secara mandir di rumah. Mudah bukan?

5 Cara Mengajari Anak yang Takut Berjalan

Melatih anak berjalan merupakan satu proses perkembangan. Tentunya sebagai orang tua memiliki peran penting dalam proses tumbuh kembang. Umumnya bayi bisa berdiri dan memegang sesuatu di usia 7-12 bulan. Semua tergantung pada cara mengajari anak yang takut berjalan dalam tahapannya.

Pada tahun pertama anak secara bertahap akan mengembangkan koordinasi dan kekuatan. Kemampuan ini umumnya dimulai dengan belajar duduk, membalikkan badan, berdiri, dan terakhir berjalan. Kemampuan berjalan setiap anak tidak sama. Oleh karena itu, sebaiknya jangan juga terlalu memaksa anak berjalan sendiri dengan tergesa-gesa.

Cara Mengajari Anak yang Takut Berjalan

Berbeda jika ada kelainan fisik pada bayi, terutama kaki, biasanya bayi berjalan beberapa bulan lebih lambat dari yang seharusnya. Bayi mungkin tidak dapat belajar berjalan karena mereka perlu lebih termotivasi. Motivasi ini lah yang harus dilakukan oleh para orang tua.

Berikut tips mengajarkan anak untuk berjalan tanpa memaksanya.

  • Jangan Meremehkan Rasa Takut Anak

Bagi anak yang baru mengenal dunia, mereka bisa saja menganggap hal sederhana merupakan mimpi buruk, sehingga sangat ketakutan untuk melakukannya. Termasuk saat pertama belajar berdiri dan berjalan.

Pertama, jangan paksa dia. Jika kamu membuatnya terpaksa menghadapi ketakutannya, dia malah akan menjadi semakin takut. Pendekatan yang lembut akan menjadi cara yang jauh lebih efektif, memungkinkan anak mengatasi rasa takutnya perlahan.

Saat berlatih berjalan, pastikan area sekitar aman, jauhkan benda tajam, dan kenakan peralatan pelindung di semua sudut.

  • Bantu Anak Belajar Duduk Lebih Dulu

Sebelum mulai berjalan sendiri, ada banyak keterampilan motorik yang perlu dikembangkan untuk mengembangkan kemampuan lainnya. Pada usia tiga bulan, anak sudah bisa bangun dengan bantuan. Anak sudah mampu memegang sesuatu dan bersandar di bantal, dinding, atau tangan kamu.

Kemudian, pada usia 6 bulan, umumnya sudah bisa duduk sendiri. Melatihnya duduk dengan sempurna adalah langkah awal sebelum melatih anak berjalan. Kamu bisa membantunya belajar duduk dengan menarik tangannya perlahan dan membiarkan dia menjadikan tanganmu sebagai pegangan untuk bangun.

  • Ajari Menopang beban dengan Kaki

Bayi mulai menggunakan kedua kakinya untuk menopang berat badan setelah usia 4 bulan ke atas. Oleh karenanya, kamu bisa melatih anak dalam menopang beban dengan kakinya seperti membiarkan dia bermain menarik benda di sekitar menggunakan kaki. Biarkan juga terbiasa duduk berpusat pada area kaki yang menahan tubuhnya.

Hal ini dilakukan sebagai bagian dari proses melatih anak agar kuat ketika berjalan. Beban yang ditopang dengan kuat oleh kaki melatih anak untuk berdiri tegak nantinya tanpa terjatuh.

  • Jangan Terlalu Mengikuti Keinginan Anak

Tidak sedikit anak yang malas untuk banyak bergerak dan itu menjadi salah satu penyebab mereka alami keterlambatan tumbuh kembang. Kamu memiliki tugas melatih ia agar tidak malas. Hindari terlalu mengikuti keinginannya.

Namun tanpa memaksa secara berlebihan. Terapkan jadwal berlatih berjalan secara rutin di jam tertentu.

  • Melatih Keseimbangan Sama-Sama Penting

Biarkan dia menggapai tanganmu. Anak juga bisa dilatih lebih mandiri dengan membiarkan dia memegang dinding atau tiang agar ia tidak jatuh saat berdiri. Membiarkannya berdiri sendiri dan menggerakan kaki akan melatih kemampuan menyeimbangkan badan, sehingga lebih cepat berjalan.

Menjadikan kegiatan latihan sebagai rutinitas adalah cara mengajari anak yang takut berjalan paling tepat. Karena nantinya secara alami akan tumbuh keinginan untuk bisa segera berjalan ke sana ke mari. Apalagi bila didukung penuh oleh lingkungan dan orang-orang terdekatnya.