Demam dan nyeri adalah keluhan yang paling sering dijumpai saat manusia terkena penyakit. Kedua hal tersebut tentu menimbulkan rasa tak nyaman, bahkan sangat mungkin mengganggu aktivitas. Ibuprofen dan paracetamol biasanya menjadi pilihan utama untuk meredakan gejala tersebut. Tapi, antara ibuprofen vs paracetamol, mana yang lebih baik ya? Yuk simak penjelasan di bawah ini.
Mengenal Ibuprofen Vs Paracetamol
Ibuprofen dan paracetamol merupakan obat penurun demam dan pereda nyeri yang jamak digunakan. Pasalnya, kedua jenis obat tersebut dijual bebas dan dapat ditemukan di apotek, swalayan, maupun toko kelontong dengan merek yang bervariasi. Meski terlihat sama, namun perbedaan paling mendasar antara kedua jenis obat ini dapat dilihat dari fungsinya.
Ibuprofen merupakan obat anti inflamasi non steroid (NSAID) yang berfungsi mengatasi peradangan. Ibuprofen bekerja dengan menghalangi produksi zat pemicu peradangan pada tubuh kamu. Hal tersebut membuat ibuprofen mampu meredakan gejala demam, nyeri, dan pembengkakan yang disebabkan peradangan seperti sakit gigi, nyeri haid, dan peradangan sejenis lainnya.
Sementara itu, paracetamol adalah obat analgesik, yaitu obat yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit atau nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Dari golongan obatnya, jelas bahwa paracetamol tidak dapat mengobati peradangan. Hal inilah yang paling membedakannya dengan ibuprofen.
Penggunaan Ibuprofen Vs Paracetamol
Meski dijual bebas, kamu tetap perlu memperhatikan penggunaan ibuprofen dan paracetamol yang benar agar dapat mengobati keluhan dengan efektif. Paracetamol dapat digunakan semua orang, termasuk pada bayi usia 2 bulan atau lebih, ibu hamil dan menyusui.
Bagi kamu yang memiliki kondisi khusus seperti sering mengonsumsi alkohol, memiliki tubuh yang sangat kurus, menderita diabetes, dan mengalami gangguan pada hati atau ginjal sebaiknya juga melakukan konsultasi terlebih dahulu.
Ibuprofen juga dapat digunakan oleh anak-anak dan orang dewasa. Namun berbeda dengan paracetamol, ibuprofen baru bisa diberikan jika usia bayi di atas 6 bulan, serta tidak dapat diberikan pada ibu hamil.
Hal ini karena ibuprofen dapat meningkatkan risiko cacat dan gangguan kesehatan pada janin. Sedangkan penggunaan ibuprofen pada bayi di bawah 6 bulan dan ibu menyusui perlu mendapat rekomendasi dan pengawasan dokter.
Selain itu, beberapa kondisi khusus seperti berusia di atas 65 tahun, mengalami gangguan pada jantung, hati, atau ginjal, serta penyakit komplikasi lainnya sebaiknya melakukan konsultasi kepada dokter terlebih dahulu.
Efek Samping Ibuprofen Vs Paracetamol
Pada umumnya, efek samping yang ditimbulkan oleh ibuprofen maupun paracetamol cukup ringan. Penggunaan parasetamol dapat menyebabkan efek samping sebagai berikut: sakit kepala, mual dan muntah, sembelit, dan alergi.
Sementara penggunaan ibuprofen dapat menimbulkan efek samping, seperti: gangguan pencernaan, ruam, penurunan nafsu makan, sakit kepala, gagal ginjal, dan alergi. Ibuprofen juga berpotensi menimbulkan luka dan iritasi pada dinding lambung.
Lebih Baik Mana, Ibuprofen Vs Paracetamol?
Karena jenisnya yang hampir mirip, banyak orang bertanya, lebih baik mana, ibuprofen vs paracetamol? Jawabannya adalah tergantung keluhan dan data diri atau riwayat kesehatan kamu. Pertama-tama, kamu harus tahu penyebab keluhan nyeri atau demam yang dirasakan. Jika peradangan, maka ibuprofen menjadi pilihan tepat.
Namun, jika bukan karena peradangan, kamu dapat mengonsumsi paracetamol. Kedua, pastikan kamu berada pada rentang usia yang dianjurkan untuk mengonsumsi paracetamol atau ibuprofen ya. Selain itu, perhatikan lagi apakah kamu sedang hamil atau menyusui, atau tidak untuk memastikan penggunaan obat yang aman.
Meski ibuprofen dan paracetamol dijual bebas, alangkah lebih baik jika kamu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk memastikan diagnosis serta dosis yang tepat.